SUMBAR | Perkumpulan Kolaborasi Jurnalis Indonesia (KJI) adalah wadahnya para awak media untuk memperjuangkan kepentingan bersama, memberikan manfaat bagi anggota, serta membangun hubungan dan kolaborasi dengan pihak-pihak lain.
Dalam praktiknya, KJI juga dapat berperan sebagai sarana partisipasi aktif anggota untuk kegiatan sosial, ekonomi, budaya, spiritual, kesejahteraan atau hal-hal lain yang menyangkut kepentingan berbangsa dan bernegara. Untuk itu, mari sama-sama kita jaga marwahnya, ujar Ir. Basril Basyar, MM, Dewan Penasehat KJI, Minggu (11/5/2024).
Sama diketahui, pers adalah lembaga sosial dan media yang bergerak dalam kegiatan jurnalistik seperti mencari, mengambil, memiliki, menyimpan, mengolah, mengirimkan informasi baik berupa tulisan, video, audio dan gambar, data dan grafik maupun dalam bentuk lain melalui media cetak, media elektonik, dan semua jenis saluran yang ada.
Terkadang, dalam melaksanakan kegiatan sebagai seorang Jurnalis, tantangan utamanya adalah mengalahkan diri sendiri. Jurnalis dituntut untuk menggambarkan situasi atau peristiwa seperti kejadian sebenarnya. Sikap apa adanya ini tentu saja akan mengganggu pihak pihak yang ingin menyusun skenario tertentu, maka dari itulah KJI ini ada. Sebab, dengan bersatu tidak ada masalah atau persoalan yang tidak bisa diselesaikan.
Bukan itu saja, diera digital jurnalis kian dituntut untuk menghadapi perkembangan teknologi yang semakin baru ke dalam praktik-praktik jurnalistik. Akan tetapi, bagaimana menyiapkan jurnalis supaya bisa lebih melek teknologi, berkompeten, dan berkeahlian dibidangnya. Nah, disinilah manfaat adanya pelatihan jurnalistik.
Sebagai Dewan Penasehat saya berharap kepada para pengurus KJI baik DPW maupun DPC yang ada di pelosok tanah air, mari sama-sama kita tingkatkan profesionalisme “mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang profesional” dalam bidangnya. ujar Basril.
(Rel)
